Kelembaban udara adalah kandungan uap air dalam massa udara. Kelembaban udara dibedakan atas:
1. Kelembaban Spesifik
Adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam 1 kilo gram udara.
Contoh:
Dalam 1 kilogram massa udara terkandung uap air sebanyak 12 gram.
Maka dikatakan bahwa kelembaban spesifik udara tersebut adalah 12
gram/kg
2. Kelembaban Absolut/ Densitas uap air dalam udara
Yaitu banyaknya uap air dalam setiap unit volume udara.
Contoh:
Dalam 1 meter kubik udara terdapat uap air sebanyak 12 gram. Maka
dikatakan bahwa kelembaban absolute udara tersebut ialah 12 gram/m
3.
3. Kelembaban Relatif/ Kelembaban Nisbi
Kelembaban nisbi (RH) mempunyai dua pengertian, yaitu:
a. Perbandingan jumlah uap air yang ada secara nyata (actual)
dengan jumlah uap air maksimum yang mampu dikandung oleh setiap unit
volume udara dalam suhu yang sama.
Contoh:
Dalam suhu 20
0C, kemampuan maksimum udara menampung uap air adalah 25 gr/m
3. Berdasarkan hasil pengukuran secara langsung, diketahui kandungan uap air dalam udara adalah 20 gr/m
3. Untuk mencari kelembaban nisbinya digunakan rumus:
RH = e/E x 100%
RH = 20/25 x 100%
RH = 80 %
RH = kelembapan nisbi dalam persen
e = kandungan uap air hasil pengukuran secara langsung
E = kemampuan maksimal udara dapat menampung uap air
b. Banyaknya tekanan uap yang ada secara nyata (actual) dengan tekanan uap maksimum pada suhu yang sama.
Contoh:
Tekanan uap maksimum pada suhu 15
0 adalah 1.000 mb (E), sedangkan tekanan uap hasil pengukuran (e) adalah 800 mb, maka kelembaban nisbi di daerah itu adalah;
RH = e/E x 100% = 800/1000 x 100% = 80%
Kelembapan relative diukur dengan alat yang disebut Higrometer atau Psychrometer Asmann.
Berdasarkan ketiga macam kelembapan udara tersebut, yang erat
kaitannya dengan keadaan cuaca disuatu tempat adalah kelembapan
relative. Jika kelembapan relative udara kurang dari 100%, maka massa
udara dikatakan belum jenuh, sedangkan apabila kelembapan relative ini
telah mencapai 100% maka massa udaradikatakan jenuh, artinya sudah
tidak mampu lagi menampung uap air.